MELIBATKAN ANAK ANAK DALAM MENCARI NAFKAH
Anak anakmu bukanlah anak anakmu
Mereka adalah anak anak kehidupan, yang rindu akan dirinya sediri
Mereka dilahirkan dari engkau tetapi bukan darimu
Meski mereka berada bersamamu tetapi mereka bukanlah milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh tubuh mereka tetapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa jiwa itu tinggal di rumah hari esok yang tak pernah dapat kau kunjungi walah dalam mimpi
Engkau bisa jadi mereka tetapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak pernah berjalan mundur dan tidak pula berada dimasa lalu.
Engkau adalah busur dimana tempat anakmu menjadi anak panah yang hidup diluncurkan. Sang pemanah telah membidiknya kearah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak panah itu dapat menuncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan sang pemanah itu sebagai suatu kegembiraan
Sehingga ketika ia mencintai anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan
Khalil Gibran
Puisi di atas merupakan karya Khalil Gibran, yang menggambarkan bagaimana orang tua mendidik anaknya. Tiga hari yang lalu penulis melihat sorang badut jalanan mengajak anaknya dalam mencati nafkah dengan seorang gadis kecil berusia sekitat 7 tahunan, sang badut mennggapai gapaikan tangannya untuk menghibur orang yang lewat di jalan itu, sementara anak gadis itu membawa kaleng kosong agar kaleng kosong itu diisi oleh pengguna kendaraan bermotor yang berhenti di simpang jalan itu, yang kebetulan lampu lalu lintas itu berwarna mereah. Penulis merasa trenyuh melihat keadaan ini dimana anak kecil dilibatkan dalam mencari nafkah, yang sebenarnya itu merupakan tanggung jawab dari orang tuanya. Sebenarnya tidak perlu orang tua melibatkan anaknya dalam mencari nafkah dengan cara mengemis seperti itu. Biarkan anak anak itu bermain menikmati masa masa indahnya di masa kecil, soal mencari nafkah itu adalah merupakan tanggung jawab orang tuanya.
Tidak perlu orang tua memperlihatkan kesulitan ekonomi yang dihadapinya kepada anak anaknya, biarlah anak itu mengisi masa indah mereka dimasa kecil, karena ketika mereka dewasa mereka akan memilih jalan hidup mereka sendiri, bukan meniru apa yang sekarang dialami oleh orang tuanya. Saat pandemi seperti ini seharusnya anak jangan dilibatkan ketika kita mencari nafkah, disitu anak akan berpikir, kenapa kehidupan yang aku jalanani kok sepertinya susah dan menyedihkan seperti ini. sehingga akan menambah beban pikiran dirinya yang seharusnya belum saatnya berpikir beratnya kehidupan yang harus dijalankanya
Tugas orang tua adalah mendidik mereka dengan menanamkan ahlak yang baik kepada mereka memperkaya intelektual mereka sehingga mereka menjadi manusia yang memiliki bekal ilmu iman dan taqwa, untuk kehidupannya kelak. Menurut MI Soelaeman fungsi Pendidika di dalam keluarga antara lain:
- Fungsi reproduksi, yaitu meneruskan keturunan dan membesarkan anak
- Fungsi Religi, memperkenalkan anak kepada nilai nilai agama, moral dan ahlak sedini mungkin
- Fungsi sosial budaya, mengajarkan kepada anak bagaimana anak kelak menjalankan perannya sebagai anggota dari masyarakat yang bisa menjadi orang berpengaruh baik dan berprilaku santun kepada sesama dan bisa dijadikan panutan oleh masyarakat dimana anak tinggal kelak
- Fungsi cinta kasih yaitu mengeksplorasi sifat kasih dan sayang anak agar mengasihi orang tuanya, saudara saudaranya, teman temannya dan masyarakatnya. Mengembangakan cinta kasih pada anak adalah dengan memberikan contoh dan sikap yang baik kepada anak, karena ketika anak kecil dia akan mengidentifikasikan dirinya dari orang orang terdekatnya terutama orang tuanya, seperti tidak melakukan kekerasan di rumah tangga sehingga anak akan merasa aman nyaman baik secara fisik dan mental mereka.
Komentar
Posting Komentar