CERITA DARI KEDAI RONDE

Pengalaman penulis ketika satu hari mengunjungi kota Salatiga, kota sejuk di sebelah selatan kota semarang, penulis tidak lupa menyediakan waktu untuk mampir di kedai ronde di kawasan pasar Salatiga. Minuman dengan khas dengan bahan utama jahe dengan berbagai macam bahan yang ada didalamnya seperti kacang dan candilnya membuat minuman ini semakin enak dinikmati apalagi dalam suasana kota salatiga yang sejuk akan menambah kehangatan tubuh setelah menyeruput beberapa sendok wedang ronde yang disuguhkan kepada penulis. Sambil menikmati hangatnya minuman ronde didepan disajikan pula berbagai panganan kecil seperti tahu bacem, tahu isi, kacang goreng,  gula kacang dan lain lain. Dengan harga yang relatif terjangkau.

Suasana oleh pemilik kedai ronde ini sepertinya sengaja dibuat  sedemikian rupa sehingga suasanyanya  lebih akrab antara  pengunjung nampak seperti suasana dirumah sendiri. Para pengunjung ada yang membicarakan masalah politik dan kasus korupsi yang sedang ramai diberitakan dibeberapa media, ada juga yang membicarakan gosip para pesohor yang kasusnya sedang terjadi, dan ada pula yang sedang  melakukan  pendekatan asmara. Bagi yang sedang mendiskusikan masalah politik dan masalah masalah sosial biasanya mereka adalah para sevitas akademika Universitas Kristen Satyawacana, sedang yang yang bicara masalah bisnis kebanyakan adalah pedagang dan para wiraniagawan, biasanya kalau kita nimbrung  masuk ke pembicaraan mereka mereka akan sangat welcome.

Suasana keakraban seperti ini memang sudah jarang ditemukan di berbagai kedai, biasanya orang datang ke kedai hanya untuk mencari suasana dan membicarakan masalah masalah yang berhubungan dengan masalah pribadi. Di kedai ini bisa dijadikan tempat untuk saling bertukar pikiran, saling berkenalan dan tak jarang deal bisnis atau tempat ketemu jodoh bisa saja terjadi. Keakraban yang dibentuk oleh pemilik kedai memang mendukung pengungjung untuk berlama lama  untuk mengobrol dan menikmati hidangan, sehingga jajanan  yang dijual  di kedai akan dibeli dan dinikmati sambil mengobrol. Pembiusan suasana oleh pemilik kedai memang cukup cerdik untuk mendongkrak penjualan kedai ronde miliknya.

Sebagai pelopor kedai ronde yang ada di kota ini merangsang para penjual ronde lainnya untuk membuat seperti ini yang biasanya hanya terjadi di malam hari di emperan toko di pertokoan di jalan Jendral Sudirman Salatiga. Tukang ronde sebagai pelaku ekonomi terntunya mereka ini perlu diapresiasi mereka tidak tergantung dan memberatkan negara, mereka membuka lapangan kerja bagi diri mereka dan keluarga atau tetangga mereka, sehingga ikut juga mensejahterakan lingkungan mereka. dan tidak menggerogoti uang negara

Postingan populer dari blog ini

RENUNGAN BAGI ANAK DAN ORANG TUA

SWIKE

LIBUR LEBARAN 2012 DAN STOCK BBM