THE MUSCULAR ANGEL

Bagi para pembaca yang sering melakukan perjalanan antara Yogyakarta dan Surakarta, dengan mengendarai kendaraan sendiri, tentunya akan melewati kawasan Bogem, Prambanan. Begitu memasuki area tersebut, Jalan menuju surakarta dibagi menjadi 2 bagian, yang tengah untuk yang beroda empat sementara yang sisi luar untuk kendaraan beroda dua, dan dilindungi oleh teduhnya pohon mahoni yang cukup besar yang ada di kiri kanan jalan.

Mendekati trafic light pertama dari arah barat, tentunya kita akan melihat pengamen dengan dandanan menor dengan gaun aneka warna yang cukup mencolok mata yang sangat kontras dengan lingkungan sekitar sehingga bisa menjadi pusat perhatian bagi pengendara yang melewatinya.Mereka itu adalah para pengamen waria, yang mengais rejeki mereka dengan menjual suara dengan dandanan yang menor, yang tentunya memberi hiburan tersendiri bagi para pengemudi.

Gerak gerik mereka yang aneh itulah yang sebenarnya merupakan hiburan, sementara nyanyian mereka lalukan tidak memberikan greget sebagai suatu yang menghibur. Keberadaan mereka untuk mengais rejeki di perempatan jalan memang menghadang resiko yang mereka harus hadapi karena persimpangan jalan utama Yogyakarta –Solo merupakan jalur utama yang cukup padat, disamping cukup mengganggu bagi pengguna jalan. Sebenarnya mengais rejeki bagi setiap warga negara diberikan kebebasan yang penting tidak mereka tidak memperdagangkan sesuatu yang dilarang oleh negara seperti narkoba, membahayakan dan mengganggu kepentingan umum.

Terkadang ada beberapa pengguna jalan merasa terganggu, terutama pengendara wanita dengan ulah mereka seandainya mereka tidak diberikan uang tidak jarang mereka berani menggesek kendaraan mereka dengan kecrek yang mereka bawa sambil memaki maki, karena penulis beberapa kali memergoki kasus seperti ini dari kejauhan. Bahkan ada diantara mereka ada yang bertengkar saling jambak dan cakar, dan sambil melempar batu, yang tentunya kejadian ini bukan hanya membahayakan bagi mereka yang bertengkar tetapi bagi pengguna jalan yang lainnya.

Melihat kenyataan ini seharusnya pejabat yang mempunyai otorisasi bisa menertibkan mereka dengan memberikan solusi pendidikan keterampilan khusus untuk mereka seperti tata kecantikan dan lain lain sehingga mereka memiliki ketrampilan khusus dan dapat mengalihkan cara mereka mencari nafkah dari menjadi pengamen menjadi profesi yang lain yang lebih layak bagi kehidupan, dan masa depan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SWIKE

RENUNGAN BAGI ANAK DAN ORANG TUA

LIBUR LEBARAN 2012 DAN STOCK BBM